ACARA REBO WEKASAN
Cukuplah musibah-musibah yang telah melanda akibat persekutuan kalian..
Jangan ditambah lagi !!
π’ Rebo wekasan diambil dari bahasa jawa. Rebo artinya hari rabu dan wekasan artinya terakhir.
π Adapun yang dimaksud di sini adalah acara ritual yang biasa dilakukan sebagian masyarakat pada hari rabu akhir bulan shofar, karena menurut persepsi mereka saat itu adalah saat petaka.
π― Acaranya adalah sholat empat rakaat, setiap rakaat membaca; π
surat al-Fatihah 1x
surat al-Kautsar 17x
surat al-Ikhlas 15x
surat al-Falaq dan an-Nas 2x
kemudian membaca doa bikinan mereka yang berisi kesyirikan dan kesesatan.
π Demikian juga mereka berkumpul-kumpul di masjid menunggu rajah-rajah bikinan kyai mereka lalu menaruhnya di gelas dan meminumnya.
πΆπ·πΊ
π₯ Tidak hanya di situ, mereka juga mengadakan perayaan makan-makan lalu berjalan di rumput-rumput dengan keyakinan agar sembuh dari segala penyakit.
WaLlaahul musta’an…
β Tidak ragu lagi bahwa semua itu termasuk ritual jahiliyyah yang merusak disebabkan kejahilan terhadap agama, lemahnya tauhid, suburnya ahli bidβah dan penyesat umat serta minimnya para penyeru tauhid.
π (Lihat Tahdzirul Muslimin βanil Ibtidaβ fi ad-Din, Ibnu Hajar Alu Abu Thomi, hlm. 281, Ishlahul Masajid al-Qosimi hlm. 116, al-Bidaβ al-Hauliyyah at-Tuwaijiri hlm. 126-132.)
πΎπ Bila kita cermati khurofat di atas, niscaya akan kita dapati hal yang serupa, yakni kembali pada masalah Tathoyyur yaitu merasa sial dengan burung atau lainnya yang hal ini termasuk kategori perkara jahiliyyah yang dibatalkan Islam.
π Perlu diketahui, bahwa khurafat ini sampai sekarang masih bercokol di sebagian masyarakat. Sebagai contoh, sebagian masyarakat masih meyakini bila ada burung gagak melintas di atas maka itu pertanda akan ada orang mati, bila burung hantu berbunyi pertanda ada pencuri, bila mau berpergian lalu di jalan dia menemui ular menyebrang maka pertanda kesialan sehingga perjalanan harus diurungkan, dan khurafat-khurafat yang lainnya.
π Demikian pula ada yang merasa sial dengan bulan Dzulqoβdah (selo; jawa) dan bulan Muharram (suro: jawa), hari jumβat keliwon, ada juga yang merasa sial dengan angka seperti angka 13 dan sebagainya.
π (Lihat secara lebih luas masalah ini dalam risalah Ath-Tathoyyur oleh Syaikh Ibrahim al-Hamd)
Lantas, bagaimana sikap kita??
π Sebaliknya, hendaknya kita bertawakkal yakni menyerahkan segala urusan sepenuhnya kepada Allah, karena salah satu hikmah di balik peniadaan Nabi terhadap khurafat-khurafat jahiliyyah adalah agar seorang muslim benar-benar bertawakkal mutlak hanya kepada Allah -ta’ala- tanpa melirik kepada selainNya. π€²
ππ Kalau sekiranya dia bimbang dalam melangkah, maka hendaknya dia melakukan shalat istikharah, berdoa kepada Allah dan bermusyawarah kepada orang-orang yang berpengalaman. Dengan demikian in sya’a Allah dia akan melangkah dengan penuh optimis diri.
Sumber:
π Artikel abiubaidah.com