Ruqyah Beretika, Orang Pun Suka
==============================
| • Kita mengulang kaji kembali, saudara-saudara. Karena kita adalah kumpulan orang-orang pelupa. Teguran dan sapaan terhadap khilaf dan salah kita adalah cinta. Bukan cemoohan dan nista yg harus disambut dengan merah muka.
| • Meskipun nasehat itu sebaiknya langsung berdua berempat mata tapi ini untuk semua. Tidak ada salahnya jika kita saling mengingatkan yg terlupa sebagai pelajaran bagi yang belum mengerti atau masih pemula.
| • Kita cinta agama tapi kadang langkah dan cara kita punya cela. Buka kan sedikit jendela hati agar emosi di kepala sedikit mereda dan menerima.
| • Kita para da’i, apa pun bidang dan keahlian kita tetaplah sebagai hamba, tidak punya kekuatan dan daya kecuali atas izin Allah Yang Maha Kuasa.
| • Demikian hendaknya dalam meruqyah pasien, mestilah beretika. Jangan perlihatkan otot dan tenaga hingga sampai membuat luka. Luka kulit, luka hati dan luka jiwa sangatlah membuat orang kecewa.
| • Cedera fisik ada obatnya, jika cedera nama susah memulihkannya. Kadang karena ulah satu orang, yg lain tidak bersalah terkena imbas juga.
| • Oleh karenanya, jangan lagi berbuat salah atas nama ruqyah dgn cara-cara yg bisa menimbulkan aib dan cela. Karena hari ini kesalahan setitik bisa membuat noda sebelanga. Apalagi disebar di media sosial yg menyebar ke penjuru dunia.
| • Gara-gara seorang memakan nangka, yang lain kena getahnya. Seorang peruqyah yg membuat gara-gara, yang lain bisa ikutan diperkara.
| • Jangan seperti apa yg sudah terjadi sebelumnya diberbagai media. Seorang ustadz mengobati pasien tapi berbuat nista dan cela, akhirnya semua orang mencela dan gemparlah se-nusantara. Untungnya ustadz tersebut bukan peruqyah murni tapi dukun yg membawa bawa agama.
| • Jangan sampai pula tersebar berita, ada diantara kita yg melakukan ruqyah tanpa cinta. Keras, kasar, membentak dan sampai mencederai pasiennya.
| • Saya khawatir itu akan menjadi berita besar untuk merusak apa yg sudah kita bina. Sebab para musuh sekutu setan selalu mencari kesalahan kita dan kita sudah paham bahwa merekalah yg menguasai media. Satukan langkah, buang ego dan singgkirkan rasa besarnya nama.
| • Kita bukan siapa-siapa tanpa orang lain dalam luasnya dunia. Satukan persepsi dan pandangan dgn cinta bukan dgn nista. Kita berjumpa dan berbicara dgn lapang dada. Disini – di media ini – tidak cukup kata untuk menyatukan pikiran kita.
⏺️ • Salamku, saudaramu yg berharap agar engkau tetap dlm rahmat-Nya.
=============
Medan, 20 Desember 2022
Musdar Bustamam Tambusai
(Founder MATAIR Int.)